Waktu

 On Sunday 31 March 2013  

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30, waktu yang sudah begitu gelap. Tapi yang namanya kota Jakarta tidak pernah sepi dengan suara bising kendaraan terkecuali hari raya idul fitri. Kiran yang sedari tadi terlihat sedang menunggu seseorang di halte tempat pemberhentian angkot. Kiran namanya, gadis cantik dengan rambut terurai sepinggang dan bentuk wajah yang oval serta kulitnya yang putih. Seperti biasa sepulang dari kampus kiran menunggu pacarnya untuk menjemputnya pulang. Karena kiran takut kalau harus naik angkutan umum dihari yang sudah gelap ini.
Setengah jam pun telah berlalu, kiran masih menunggu kekasihnya dengan sabar sambil memainkan ponsel miliknya. Berkali-kali ia telah menelpon kekasihnya tapi tidak juga dia datang. Tiba-tiba datanglah 2 orang laki-laki yang berpakaian seperti preman yang sedang mabok untuk menghampiri kiran. Kiran sangat takut dengan 2 orang laki-laki itu yang mulai mendekatinya. Kiran pun memilih untuk pindah tempat menghindari 2 orang laki-laki itu. kiran segera menelpon kekasihnya.
“bee. Kamu dimana?? Aku takut ada yang merhatiin aku” kata kiran cemas
“bentar lagi bee. Aku masih nungguin hasil operasi saudara ku” jawabnya singkat
Lalu hubungan telpon pun terputus. kiran segera memasukkan ponselnya kedalam tas. Karena ia takut masih diikuti oleh laki-laki yang tadi. Nampaknya laki-laki itu masih memperhatikan kiran tapi kiran tidak menyadarinya. Diambilah ponsel didalam tasnya untuk kembali menghubungi kekasihnya.
“haloo.. bee..” kata kiran
“apaan sih bawel. Nanti aku datang” bentak setu sambil memutuskan hubungan telpon.
Kiran menangis takut karena suasana sangat sepi. Hanya suara bising kendaraan saja yang terdengar ditelinga kiran. Beberapa menit kemudian kiran melihat 2 orang laki-laki itu akan menghampirinya. Kiran sangat takut ia mencoba menghubungi setu kekasihnya lagi. tapi sayangnya nomer setu tidak diaktifkan. Kiran sangat takut ia menyembunyikan diri dibalik pohon tidak jauh dari halte.
“hai cantik…” goda salah satu preman tersebut sambil mencolek dagu kiran
“mau apa kamu?? tolong jangan ganggu saya” kata kiran cemas
2 orang preman itu ingin merampas tas milik kiran yang berisi laptop dan barang-barang berharga lainnya. Kiran berteriak histeris dan kelihatannya ada seorang tukang ojek yang melihat kejadian itu. tanpa pikir panjang preman itu menusuk perutnya kiran lalu kabur dengan membawa laptop miliknya. Tukang ojek tersebut menghampiri kiran yang sudah tergeletak dengan tasnya.
“kamu engga apa-apa de?” kata tukang ojek tersebut
Kiran segera dibawa kerumah sakit terdekat untuk ditolong agar nyawanya tidak melayang.
1 jam sudah dokter tidak keluar dari ruangan UGD. Tukang ojek tersebut masih setia menunggu kiran karena ia sangat bingung harus melakukan apa. Sedangkan ia tidak mengetahui asal usul kiran. Tiba-tiba suster keluar dan memberikan tas yang digunakan oleh kiran. Tukang ojek tersebut segera membuka tas tersebut untuk mendapatkan informasi tentang biodatanya. Akhirnya ditemukanlah sebuah handphone milik kiran dan ia langsung menelpon keluarganya.
“tuttttttttttttttttt…”
“hallo” kata mamah kiran
“hallo ibu. Ini saya tukang ojek. Saya menemukan anak yang punya handphone ini dijambret preman dan ditusuk disamping halte ibu. Sekarang ia berada dirumah sakit fatmawati” kata tukang ojek tersebut
Ibunya kiran sangat terkejut mendengar berita tersebut. ia segera bergegas untuk kerumah sakit tersebut dengan kakanya kiran bersama kekkasihnya.
Setelah dirumah sakit ibu kiran segera menemui tukang ojek tersebut untuk berterima kasih dan memberi sedikit uang kepadanya. Kiran tertusuk dibagian ginjalnya dan sekarang kiran masih koma belum sadarkan diri. Teman-teman terdekat kiran segera datang untuk menengok keadaan kiran hanya saja setu kekasih kiran tidak datang menengoknya.
“ran. Lo kuat yah.. kita semua ada disini” kata oliv salah satu sahabatnya
Mereka semua berada disamping kiran menunggu kiran sadarkan diri.
Seminggu telah berlalu kiran tidak juga sadarkan diri. Ia seperti orang mati saja yang sudah tertidur pulas. Hanya saja detak jantungnya masih bernafas. Kiran divonis oleh dokter bahwa hari-harinya tidak akan lama lagi. hanya saja tinggal menunggu pendonor ginjal yang mau dengan relawan mendonorkan ginjalnya untuk kiran. Keluarga kiran pun sudah pesimis. Ibunya kiran ingin sekali mendonorkan ginjal kepadanya hanya saja ginjalnya berbeda. Semua keluarganya tidak ada yang sama dengannya begitu pun teman-temannya. Mungkin ayahnya kiran sama sepertinya. Tapi sayangnya ayahnya sudah tidak ada. sudah meninggal 1 tahun yang lalu.
Oliv sahabat kiran sedang termenung memikirkan keadaan kiran. Ingin rasanya ia menyumbangkan ginjalnya tapi sayangnya ginjal yang ia punya tidak sama dengan ginjal yang kiran milikin. Jalan satu-satunya ia harus meminta bantuan kepada setu kekasihnya kiran. Yang sudah seminggu ini tidak ada kabarnya. Terakhir ia ketemu sewaktu kejadian malam itu ketika kiran dibunuh oleh perampok. Setu berada dirumah sakit kasih bunda menunggui mantan pacarnya yang sedang sakit leukemia. Mantannya masih sangat sayang dengan setu tapi setu menganggap itu masa lalunya. Sedangkan kiran itu adalah wanita satu-satunya yang ia sayangi saat ini. hanya saja ia ingin membahagiakan seli mantanya itu dihari-hari terakhir sepanjang usianya yang tidak lama lagi.
Seli divonis umurnya hanya tinggal beberapa bulan lagi. untuk itu setu tidak ingin menyesal setelah kepergian seli karena ia tidak menemani dihari-hari yang seli harapkan. Sampai saat ini setu tidak mengetahui keadaan kiran kekasihnya itu. ia juga sama sekali tidak mengabarkan keadaannya kepada kiran. Ia menghilang selama seminggu dari pandangan teman-teman kiran dan keluarganya. Setu sibuk menemani seli dirumah sakit dan menjaganya. Oliv mencoba menghubungi setu dengan menggunakan handphone kiran.
“telpon dari siapa yang??” kata seli
“telpon dari kiran” kata setu
“jangan diangkat yah. pasti dia suruh kamu kesana temui dia. nanti aku ditemani sama siapa?” kata seli
“engga kok sayangg aku disini sama kamu” kata setu
Sambil merijek telpon dari kiran.
“yang kamu mau janji kan buat aku” kata seli
“janji apa ?” Tanya setu
“kalo aku udah sembuh kamu mau kan balik lagi sama aku” kata seli memohon
Berat rasanya untuk berjanji kepada seli. Karena memang setu sangat mencintai kiran tapi saat ini seli sangat membutuhkan dirinya untuk memerhatikan dan hadir dihari-harinya yang bisa dihitung. tapi ini tidak adil buat kiran karena setu tidak sama sekali memberi kabar kepadanya dan tidak mengetahui tentang keadaan kiran.
Malam ini oliv ditelpon oleh mamahnya kiran. Keadaan kiran sudah sangat kritis. Karena sampai saat ini belom ada pendonor ginjal untuk kiran. Oliv dan sahabat sahabat yang lainnya segera menuju rumah sakit tempat kiran dirawat. Dengan perasaan cemas dan takut oliv berusaha menenangkan dirinya. Oliv mencoba menghubungi setu tapi handphonenya tidak aktif. Oliv sangat bingung harus berbuat apa lagi.
Setelah sampai dirumah sakit. baru saja akan memasuki ruangan dimana kiran dirawat. Sudah terdengar teriakan histeris ibunya kiran. Dibukanya pintu kamar tersebut. dan dilihatnya kiran sudah terbaring dengan dibaluti kain putih tanpa alat alat kedokteran yang sebelumnya menempel ditubunya kiran. Kiran sudah meninggal dan tidak ada lagi didunia ini. semua teman kerabat dan keluarga sangat terpukul. Jasadnya kiran dibawa kerumah dengan ambulance rumah sakit. oliv dan ibunya kiran pingsan karena tidak kuat dengan semua ini. veni yang masih sahabatnya kiran menelpon setu untuk menghubungi setu yang sama sekali tidak ada kabarnya. Tapi kali ini handphonenya setu tidak aktif juga.
Sampailah dirumah kiran dan jasadnya dibaringkan diruang tamu. Semua tetangga sudah ramai berdatangan kerumah kiran. Ibunya setu juga datang melawat.
“ibu.. setu kemana?” kata veni sahabatnya
“lohhh. Udah hampir 2 minggu setu engga pulang kerumah kirain ibu nungguin kiran” kata ibu setu.
“engga ada kabar bu udah hampir 2 minggu juga.” Kata veni menejelaskan
Oliv sudah sadarkan diri dan ia bersama veni ingin mencari setu dirumah seli mantanya itu. setelah sampai dirumahnya oliv mengetok pintu rumahnya dan tidak ada jawaban. Kelihatannya pintu tidak dikunci. Oliv segera memasuki rumah nya dan melihat setu dengan seli sedang bermesraan dikamarnya seli. Seli hanya menggunakan kain dan setu tidak menggunakan baju hanya celana boxer saja.
“anjing loh” kata oliv sambil menampar pipi setu
“liv lo jangan salah paham gue engga ada apa-apa. Please lo jangan bilang sama kiran” ucap setu sambil mengenakan pakaian.
Oliv langsung meninggalkan setu karena ia sangat benci dengannya. Selama ini kiran ia tinggalkan begitu saja. Setu pernah janji kalau ia akan meninggalkan seli ketika seli sembuh dari sakitnya. Tapi mana janjinya ia malah berpacaran dengan seli.
“lo kemana ajah tu. Ditelpon engga pernah ada kabarnya” kata veni
“emang oliv engga cerita” kata setu
“ia dia cerita kok. Gue ngerti” kata veni
“please ven lo jangan bilang sama kiran. Gue sayang banget sama dia. gue engga mau ngecewain dia. gue janji bakalan minta maaf sama dia selama ini gue ilang gitu ajah” jelas setu memohon
Veni hanya terdiam. Ia tidak kuat untuk berbicara kepada setu apa yang telah terjadi selama ini.
“malam itu kiran minta jemput lo. kenapa engga lo jemput?” kata veni
“waktu itu seli kritis ven. Gue disuruh temanin seli sama nyokabnya” kata setu menjelaskan
“iya malam itu kiran dirampok dan ia ditusuk dan ia koma” jelas veni sambil melinangkan airmata
“apa? Trus gimana keadaan kiran?” Tanya setu cemas
“kiran ditusuk dibagian ginjal dan dia harus mendapat pendonor yang suka relawan mendonorkan ginjal untuknya. Tapi kami semua sudah diperiksa oleh dokter dan tidak ada satu pun ginjal yang cocok untuk kiran” jelas veni lagi
“ven lo anter gue dimana kiran. Gue mau donorin ginjal gue buat dia. please ven. Anterin gue” kata setu sambil menangis
“percuma” kata veni lagi
“percuma kenapa?” Tanya setu bingung
“kiran udah meninggal. Jasadnya masih dirumahnya dan besok pagi akan menuju pemakaman” jelas veni
Sungguh terkejut setu mendengar semuanya. Ia terduduk lemas dengan semua ucapan veni. Setu sangat menyesal ia tidak percaya dengan semuanya. Orang yang ia sangat sayangi telah meninggalkannya. Sudah seminggu lebih ia tidak memperdulikannya. sampai akhirnya ia tidak ada didunia ini lagi. setu sangat terpukul dan mereka segera menuju rumah kiran. Dengan linangan air mata dipipi setu ia sangat menyesal dengan semua ini.
Terlihat bendera kuning berkibar didepan rumahnya kiran. Betapa sakit hati setu menerima kenyataan ini. setu segera berlari dan menghampiri jasadnya kiran. Setu menciumi wajah kiran yang sudah tidak bernyawa. Ia meminta maaf dalam kepada kiran.
“bee. Maafin aku slama ini aku engga ada disamping kamu. semua kesalahan aku. Kalo malem itu aku jemput kamu pasti engga akan gini jadinya. Kiran bangun.. aku engga bisa hidup tanpa kamu. Please kiran denger aku. aku sangat sayang dengan kamu. Kiran…” Ucap setu dengan tangisan histeris
Pemakaman telah berlangsung, terlihat setu dan beberapa sahabatnya masih berada disamping tempat kiran disemayamkan.
“bee semoga kamu tenang yah. aku akan selalu sayang sama kamu. Kamu akan selalu ada dihati aku untuk selamanya” kata setu sambil mencium papan nisan milik kiran.
SELESAI
Cerpen Karangan: Threequrniia Kholil
Waktu 4.5 5 Unknown Sunday 31 March 2013 Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30, waktu yang sudah begitu gelap. Tapi yang namanya kota Jakarta tidak pernah sepi dengan su...


No comments:

Post a Comment

Followers

Powered by Blogger.