setiap ku toreh kisah ku dalam lembar diary ini, itu artinya masa
hidupku tak lagi panjang, semakin banyak lembaran yang terisi maka
semakin habislah lembaran yang kosong dan begitulah hidupku, persis
seperti lembaran yang masih kosong, begitu sedikit dan singkat.. aku tak
ingin dimasa masa terakhir dalam hidupku ini, aku harus membuat orang
lain kecewa, aku ingin semua orang merasakan hangatnya suasana ketika
aku hadir di dalamnya.. meski umurku tak lagi panjang, aku meminta
permintaan untuk yang terakhir kali, aku minta agar aku segera menemukan
sosok orang yang sangat menyayangi aku dalam sisa hidupku, dan aku
ingin melihatnya bahagia meski suatu saat aku harus pergi. aku mohon
dengan segala kehendakMu Tuhan… aku tak menuntut apapun, aku hanya ingin
bisa merasakan semua itu di sisa hidupku yang hanya tinggal beberapa
bulan ini
****
malam seusai aku berkutat dan merenung di depan diaryku aku tak
buru-buru tidur, malam begitu larut sementara aku masih terjaga diatas
tempat tidurku, sambil mataku terus menatap monitor ponsel yang begitu
terang, tiba-tiba mamahku mengagetkanku dari balik pintu kamarku yang
sudah gelap.
“shilla, kamu belum tidur? ini udah malem banget loh shill, besok kamu terlambat ke sekolah…” ucap mamahku.
“shilla gak mau tidur mah…” ucapku sembari menyembunyikan kepalaku di tumpukan bantal.
“kenapa shill, kamu gak liat? ini udah hamppir tengah malam, dan besok…
besok kelas kamu akan ada tour out bond dari sekolah kan? kalo kamu gak
tidur mood kamu besok akan drop shill..” kata mamahku.
“KALO AKU TIDUR, AKU TAKUT KALO ESOK AKU UDAH GAK BISA BANGUN LAGI
MAHH.. mamah kok gak pernah bisa ngertiin shilla sih mah?” ucapku
sembari terus memeluk guling dan membanjirinya dengan titik-titik air
mata yang perlahan mengenai sarung bantalku.
“shilla, kamu jangan ngomong gitu sayang… semua akan baik-baik aja,
kalao begitu, sekarang kamu tidur dan mamah akan terus ada disampingmu,
jadi nanti kalao ada malaikat maut mengajakmu pergi, mamah akan usir dia
dan bilang kepadanya kalau shilla anak mamah yang paling cantik masih
memiliki banyak harapan yang belum tercapai dan seketika pasti malaikat
itu akan pergi dari sini dan menjauhimu… percaya shilla…” ucap mamahku
menenangkan. huhhhh apapun itu sebenernya aku tak percaya, tapi karena
mataku sudah tak mampu lagi menatap langit-langit kamar, akhirnya mataku
menutup pelan dan terpejam, aku tak mengingat apapun setelah itu.
pagi-pagi sekitar pukul 05.30 mamahku menggoyang-goyang tubuhku,
namun aku tak merasakan apapun, mamah khawatir kalau-kalau aku benar tak
bangun lagi saat itu, berbagai cara untuk mengejutkanku agar terbangun
sia-sia, aku begitu lelah, mataku serasa enggan untuk membuka, namun
ketika aku tersadar dan bangun aku melihat mamahku menangis di hadapanku
lalu ia memelukku begitu erat seolah ia tak mau terpisah dariku. aku
yang tak tau apapun hanya cengo melihat mamah yang sudah membanjiri
pundakku dengan kristal beningnya.
“mamah kenapa?” tanyaku polos.
“mamah takut kalau kamu benar-benar gak akan bangun lagi… hiks hiks hiks…” kata mamah terisak.
“siapa yang gak bisa bangun? udah jelas-jelas aku sekarang lagi ngomong didepan mamah…” jawabnku sambil tersenyum tipis.
“mamah inget kata-kata kamu semalem shill…” ucapnya. kata-kata? semalem?
astaga aku bener-bener gak inget semalem aku ngomong apa ke mamahku ini
sampai-sampai sekarang mamah nangis di hadapan aku saat ini.
“maafin shilla, mamah kan tau kalau shilla udah drop banget, ucapan
shilla suka ngelantur mah, ohyaa mah, hari ini shilla pengen banget ke
sekolah dianterin sama bang iyel mahh, kira-kira abang iyel bisa gak
yahh?” ucapku.
“bang iyel pasti bisa kok nanti mamah sampein ke iyel ya shill…” jawab
nya. aku mengangguk sambil mencoba untuk bangkit dari tempat tidur yang
begitu empuk ini.
jarum jam sudah berhimpit diangka 7, itu tandanya aku harus
cepat-cepat tancap gas ke sekolah. “mahh, shilla berangkat!!” seruku
dari ruang makan.
“shilla… shill… bang iyel masih dikamar mandi!!” jawab mamah dari
kejauhan. tiba-tiba langkahku yang sudah sampai di depan gerbang harus
terhenti, aku benar-benar lupa kalau aku hari ini minta dianter sama
abang iyel. pfffff, sedang apa pula tuh orang? lama kali tingkahnya…
sambil aku menyilangkan kedua tangan ku, sambil bula aku
mengetuk-ketukan kakiku seiring irama music yang sedang ku dengar
melalui ipod ku.
mbremmmmmmmmmmmm…
nah ini dia orang yang aku tunggu, bang iyel udah dateng dan siap
membawaku kabur ke sekolah. namun sesampainya di sekolah ternyata aku
terlambat, semua teman sekelasku sudah lenyap dibawa kabur oleh bus yang
kemarin siang terparkir di halaman sekolah, itu artinya bang iyel harus
mengantarkanku lagi ke pegunungan di sudut kota.
“lagi-lagi gue harus bolos buat yang beginian huhhhh…” ketus iyel.
“maaf bang… shilla juga gak tau kalo semuanya udah pada berangkat, abang sihhh tadi di kamar mandi lama banget..” jawabku.
“ahhh elu bisanya ngerepotin gue tau gak sihhh, mending lu cepet-cepet
mati aja deh shill, kalo idup lu cuma gangguin gue!!” ketusnya lagi. aku
cuma cengo mendengarkan bang iyel memarahiku, kaca-kaca dimataku
sepertinya akan segera pecah karena kata-kata bang iyel tadi, segitu gak
berguna kah aku dimata abangku sendiri? segitu bodoh kah aku? segitu
merepotkan abang kah aku ini? sampai-sampai abang tega berkata seperti
tadi di depan mataku?. aku menunduk.
“aku emang udah mau mati bang, tapi segitu gak bergunakah aku dimata abang?” tanyaku.
“gak sama skali, elu tuhh cuma bisanya ngerecokin hidup gue!! buktinya
sekarang ini!! harusnya sekarang gue itu udah dikampus sama
gebetan-gebetan gue, ehhh tapi ternyata gara-gara elu, gue masih harus
kesana-kesini gak jelas tujuannya, sekarang kita kemana? bego jangan
keterlaluan dong lu…” bentak iyel. aku tetep tenang.
“kita kebukit dekat taman kota bang…” jawabku pasrah.
“ya udah buruan naik, ahhh lama banget sihhh..” bentaknya lagi. aku
segera menaikan badanku ke atas ninja abang itu, setelah siap aku
terduduk aku kembali merasakan dadaku kembali sakit, dan rasa sakitnya
lebih sakit dari biasanya, mungkin jantungku kambuh? dan mungkin aku
harus kembali pulang, namun aku tak mungkin berkata pulang selagi bang
iyel masih emosi. sesampainya ditempat out bond aku menepati janjiku
untuk mengutarakan semua perasaanku.
“bang, jantung shilla sakit lagi…” tukasku.
“terus lu mau ngapain lagi? nyuruh gue buat nganterin lo balik gitu?
sorri gak bisa, gue juga punya banyak urusan, dan gue gak cuma ngurusin
elo!!!” bentak iyel lalu mengemudikan motornya menjauhi tempatku
berdiri. sementara aku mecium asap motor bang iyel yang lama-lama
menghilang wanginya, aku semakin tak kuasa menahan beban tubuhku, aku
seketika ambruk di tempat itu juga, samar-samar sebelum aku benar-benar
pingsan aku melihat sosok pria lalu menggendongku ke pos P3K.
setelah aku sadar di sampingku sudah ada orang-orang yang begitu
sayang padaku, ada ify, rio, sivia dan alvin. mereka sahabatku,
sahabatku sejak dulu aku belum seperti sekarang ini, mereka setia
berkawan bersamaku bukan karena aku cantik, pintar dan kaya. tapi mereka
setia karena bagi mereka aku adalah bagian dari hidup mereka.
“shilla, kamu gak apa-apa kan?” tanya ify yang sedari tadi memegangi tanganku.
“engga apa-apa kok fy, aku baik.” balasku. aku berkata seperti ini karena aku gak mau mereka khawatir.
“seriusan shill? gue sebagai cowo yang pernah jadi pacar elo gak bisa diem aja begini dong..” tukas alvin.
“ehmmmm… bisa gak jangan ungkit masa lalu lagi? kasian sivia, lagian
kamu bukan yang terbaik untuk jadi pacar aku lagi, kamu itu udah jadi
sahabat aku yang bisa ngertiin aku seperti ify, kak rio sama sivia…”
ucapku.
“dengerin tuh kata shilla, lagian dia udah gak ada rasa sama elo!! jadi
mulai sekarang bisa dong terima gue apa adanya? jangan gini terus?”
bentak sivia pada alvin.
“bisa kok sayang… maafin gue ya vi, selama ini gue berusaha deket sama
lo supaya gue pikir gue bisa balikan lagi sama shilla, tapi ternyata gue
salah, hati gue lebih memilih elo yang jadi pengisi hati gue,” kata
alvin sambil menatap mata sivia tajam.
“nahhh gitu dong guys… mataku jadi sejuk liatnya hehehe…” celetuk ku. teman-teman hanya tertawa kecil mengiringiku.
“shill, kamu tau gak siapa orang yang bawa kamu ke sini?” tanya ify.
“engga fy, emang siapa?” tanyaku polos.
“yang tadi bawa kamu kesini itu ketua osis sekolah kita!! cowo paling
keren, paling kece, paling paling lainnya di sekolah kita kamu tau kan
dia siapa?” serbu ify.
“emmm, kamu seriusan? kak cakka yang bawa aku ke sini? setau aku dia
terkenal jaim banget lohh apa lagi ke cewe-cewe kok bisa sihh dia bawa
aku ke sini?” kataku berentet.
“ahhh udah hal itu gak perlu kamu pikirin, yang harus kamu pikirin
sekarang itu… semua anak-anak kasuari itu nganggep kamu itu pacarnya kak
cakka… gileee banget shill kamu bakal jadi populer disekolah nanti..”
kata ify.
“hahh tapi aku sama kak cakka kan engg…”
“udah lahhh, buktinya kak cakka stay cool aja tuhh sama suasana ini, itu
artinya lampu ijo buat kamuuu shill kamu bisa dapetin kak cakka dengan
mudahnya, iya kan? yeyeyeyeeee” sahut ify.
aku masih gak percaya sama yang dibilang ify barusan, tapi
sahabat-sahabatku itu keliatannya serius banget ngomongin itu terus apa
yang harus aku lakuin? dari dulu sejak pertama MOS aku udah suka sama
kak cakka, tapi karena dia terlalu populer di sekolah semua orang kenal
dia, sedangkan aku yang notabennya murid baru, mana bisa menyaingi
kakak-kakak kelasku yang sudah senior itu, dan akhirnya aku memutuskan
untuk tidak lagi memikirkan hal itu belum lagi dengan timpalan
penyakitku akhir-akhir ini yang mulai parah, aku semakin takut untuk
menyukai kak cakka, kata mama jika hal itu tak memungkinkan bagiku, aku
cukup mengenalinya saja sebagai kakak kelas yang baik hati, tidak perlu
memaksakan diri untuk dapat bersanding dengan status pacar dengannya…
kata orang aku ini cantik tapi aku tak merasakannya dengan penyakit
gagal ginjal yang aku derita ini.. aku takut mengakui kenyataan jika
umurku tak panjang lagi, semua temanku tau kalau aku punya penyakit ini,
namun tak banyak dari mereka yang tau betapa parah penyakitku ini.
ahhh, ngomong apa aku ini. setelah lama aku melamun di pos P3K ini aku
memutuskan untuk keluar dari tenda, aku melihat sekeliling dan rasanya
semua benda di sekelilingku itu bergerak melayang, Tuhan apa yang
terjadi? aku takut, takut, dan takut bila aku harus pergi meninggalkan
mereka yang aku sayangi dengan cara seperti ini, ini bukan cara yang aku
mau. ketika aku mulai berjalan menapakan kaki keluar tenda aku
tersandung sebongkah ranting yang agak besar di depan tenda itu. seorang
pria menjulurkan tangannya kearahku. astaga… itu kak cakka? sekarang
aku baru percaya kalo cowo ini beneran care sama aku, tapi aku masih
ragu sihh…
“makasih kak…” ucapku.
“makanya kalo masih kurang enak badan gak usah kemana mana dulu kalo
gini terus siapa yang repot? anak-anak lain juga kan yang repot, masuk
aja sonoh ke tenda.” balas cakka.
huhhhh, ini orang bener-bener jaim sihh, dibilangnya care? tapi nyatanya
setengah mati jaim!!! aku kesel sama kak cakka, tapi kalo dipikir-pikir
kak cakka ada benernya juga sihh, soalnya abang aku juga benci banget
sama aku, gimana kak cakka? yang bukan siapa-siapa aku…
“udah, kamu di sini aja sampe semua aktifitas selesai, kalo kamu gak
betah kamu bisa temuin aku di sungai belakang pos P3K” ucap cakka bijak.
“mmmm, kak aku boleh ikut kakak aja gak? aku takut di tenda sendirian kak..” pintaku.
“ahhh, penakut banget sihhh… ya udah ayooo…” ajaknya. aku seneng banget kak cakka bisa terima aku untuk bersamanya saat ini.
***
di sungai, aku duduk dekat tepat disamping kak cakka, rasanya itu
nyaman banget, aku merasa ada sosok yang bisa melindungi aku di saat aku
takut. aku merasa ada yang berbeda ketika aku menatap kak cakka, ya
tegas aja beda, aku pernah suka sama dia, dan mungkin sekarang aku jatuh
cinta lagi sama dia, tapi dia gak tau sama sekali tentang perasaanku
padanya, dan semoga dia gak akan pernah tau hal ini. aku gak mau kak
cakka berubah karena ia kasihan padaku, ahhh aku mulai ngelantur lagi,
“kak, kak cakka lagi ngelamun yaa? kakak galau? atau kakak…”
“dieem napa sihhh? brisik banget, tau gini aku tinggal kamu di tenda
tadi.. ahhh…” sahut cakka. dia terheran melihatku menunduk, ia merasa
aku sangat menyeganinya, padahal aku itu menyukainya dan aku berharap
dia punya rasa yang sama tanpa aku harus mengakui perasaanku padanya, i
hope.
“kamu kok jadi murung gitu? maafin aku ya… SH SHH SHII SHILL SHILLA..” ucap cakka.
“kak cakka tau namaku?” tanyaku bingung setengah mati, diantara sekian
ribu anak perempuan di SMU Kasuari dan salah satunya aku dia mengenalku?
“ya iyalah aku tau nama kamu… siapa sihh yang gak kenal Ashilla
Zahrantiara anak kelas X-1 yang rencana masuk jurusan IPA ini, udah
cantik, baik, pinter lagi anaknya..” kata cakka agak tersenyum.
“hahh, seriusan kak?” tanyaku makin penasaran.
“helloooo… ya engga gitu juga kali shill, aku ini kan ketua osis.
sebagai KETOS yang baik itu ya mengenali setiap anggotanya, gimana sihh
kamu?” kata cakka lagi. huhhh..
“kirain aku segitu populer, hehe…”
“ahhh ngarep banget sihhh kamu!!!” balas cakka.
tuh kan bener, ini cowo jaim banget.
seusai acara, aku memutuskan untuk kembali menemui teman-temanku di
barisan peserta, aku berjalan perlahan menuju teman-temanku, namun
ditengah jalan kak cakka kembali menghalangi langkahku.
“kamu kan masih lemah mendingan kamu kembali ke tenda aja, gak usah ikut
upacara penutupan ini” kata kak cakka sambil terus merangkulku masuk ke
dalam tenda sementara di barisan teman-temanku…
“ehh, gue rasa kak cakka beneran ada rasa sama shilla dehh, lu semua
liat aja sekarang, dia perhatian banget guys…” celoteh sivia.
“iya, aku sihh percaya banget kalo mereka sekarang ada apa-apa..” jawab ify.
“maksudt kamu ada apa-apa itu gimana fy?” tanya sivia.
“ahh kamu lemot juga sihh, jangan-jangan mereka udah jadian, kan dari
tadi harusnya itu kak cakka jagain tenda terus… dan itu artinya kak
cakka sama shilla itu berduaan terus… dan terus merekaa…”
“ahhh terus terus mulu, bingung gue fy, next ke cerita yang lain aja lahhh jangan ngobrolin cakka ama my ex…” ketus alvin.
“kayaknya ada yang envy nihh say..” kata rio menyenggol ify.
“apaan sihh lu yo ahhh…” bentak alvin.
“heheheh…” tawa rio.
****
malam harinya, dikamar kepalaku kembali sakit, perutku seakan
memberontak, tubuhku lemas dan aku sangat ingin merasa terbaring di
tempat tidurku, namun aku kembali takut akan maut ku. aku takut kalau
aku akan meninggalkan semuanya.
BLIPPPP…BLIPPP…
ponselku berdering sebuah pesan dari nomor tak dikenal mendarat di
screen ku. aku tak semangat untuk membukanya namun ketika aku membaca
kata demi katanya aku tersentuh…
0852 – 227x – xxxx
hay shilla… selamat malam, jam segini udah tidur ya?
from : cakka
aku dengan semangat langsung mereply pesan itu. dan terjadi beberapa percakapan.
shilla
kak cakka… aku belom tidur kak…
cakka
loh kenapa belom tidur? ini udah malem banget loh, besok ada lomba music
di sekolah, kamu ikut kan shill? aku gak sabar untuk liat perform kamu
besok, jadi sekarang kamu tidur yaa… biar besok fit..
shilla
aku takut tidur, aku takut esok justru aku gak bisa bangun lagi
cakka
kamu itu ngomong apa sihh? kamu itu emang punya penyakit apa sihh? emang segitu parahnya yaa sampe kamu ngomong begitu?
shilla
gagal ginjal kak, kakak harus janji gak akan ninggalin aku setelah kakak tau aku penyakitan…
cakka
sampai kapanpun, kakak gak kan ninggalin kamu kok shill, bobo ya shill…
aku telfon kamu aja dan nyanyiin sebuah lagu untuk kamu, dan kamu janji
harus tidur yaa..
shilla
oke kak..
**
1 menit…
2 menit…
3 menit…
akhirnya sebuah panggilan masuk ke ponselku
*phone on*
“hallo?” kata cakka dari seberang ponsel.
“hay kak… kak cakka mau nyanyi buat shilla sekarang?” tanyaku.
“iya, denger ya shill… (hey shilla jangan takut, jangan resah… bila
lampu kamar mulai dipadamkan… ku kan slalu menyanyikan lagu ini… hingga
nanti kau tidur berselimut mimpi… jangan lupa esok kita punya janji
semakin cepat kita tidur, semakin cepat kita bertemu kembali…) emmm,
shill, hallo?” putusnya. aku terdiam malam itu karena aku udah ngantuk,
dan terbaring indah di atas tempat tidur. dan saat itu kak cakka
mematikan telfonnya.
*phone off*
esok harinya, aku terbangun pagi buta, semua persiapan untung perform
nanti di sekolah sudai siap untuk digunakan, gitar putih kesayanganku
yang semalam aku bawa tidur sampai sekarang masih setia menemani
kepergianku ke sekolah, tepat pukul 6.15 seperti biasanya aku menuju
garasi, aku menunggu sosok pak iyan keluar mengendarai mobilku. namun
ketika pak iyan datang tiba-tiba suara klakson motor menggema di sekitar
halaman rumahku. dan itu kak cakka, ngapain dia ke rumahku? ada urusan
apa yaa?
“hay little baby… udah siap? bareng aku aja yukk…” tawar cakka. aku
hanya cengo memandangi motor cakka yang mengkilap, dan lekuk muka cakka
secara detil, dan ternyata cakka itu kalo diliat secara dekat dan lama
itu emang gak meragukan lagi ketampanannya, ya ampun ini bisa bikin aku
jadi jatuh cinta lagi kaya dulu.. arghhh…
“hahhh, kak cakka ngajakin shilla berangkat sekolah bareng?” tanyaku
ngawur. harusnya aku mau mau aja diajak cakka meski naik motor sepeda
atau jalan kaki sekalipun, ini kan kemauan aku dari dulu. pengen banget
kenal yang namanya cakka nuraga, nahhh sekarang hal yang aku idamkan
terwujud, astaga… aku bener-bener di boncengin sama cakka? artis di
sekolahku yang tidak meragukan lagi keberadaannya.
sesampainya di sekolah kami berdua jadi tontonan beberapa puluh pasang mata penghuni sekolah,
“kak, mereka liatin kita aneh banget kak…” ucapku.
“kamu gak usah khawatir shill, cepat atau lambat mereka juga akan tau
kedekatan kita ini…” jawab cakka. dengan adanya kata kedekatan ini, aku
jadi bingung, maksudnya apa coba cakka ngomong kayak gitu ke aku.
namun sebelum aku sempat bertanya lagi ke kak cakka, dia sudah duluan
menghilang dari mataku. ya sudahlah mungkin belum saatnya aku bertanya.
aku langsung memalingkan badanku dan segera berlari ke kelas untuk
mendapatkan giliran tampil di lomba music hari ini, aku sudah dituntut
untuk memberikan yang terbaik untuk kak cakka, semoga saja hari ini dia
tidak kecewa, dan aku tidak mengecewakannya.
***
“pagi ini untuk penampilan pembuka, kami akan menampilkan perform
dari anak kelas X-1 yang bernama ashilla zahrantiara dengan lagunya yang
berjudul “bieb” chek it out.” ucap seorang pembawa acara dari atas
panggung, mendengar namaku dilontarkan, aku segera siap menaiki panggung
yang berdiri megah di aula sekolahku yang begitu besar. perlahan aku
memetik senar gitar kesayanganku, nada demi nada, syair demi syair
sukses aku tampilkan, syukur demi keadaan aku tak membuat siapapun
kecewa.
peserta demi peserta tampil membawakan lagu-lagu terbaiknya, ify
berduet dengan rio, sivia lalu alvin pun ikut pula ketika itu sampai
pada urutan terakhir di situ kak cakka naik keatas panggung dan menyebut
namaku untuk menemaninya diatas, ini sebuah keberuntungan yang tak bisa
ku tolek, siapa coba yang gak mau bersanding dengan seorang cakka,
ditonton beratus-ratus pasang mata pula, huhhh langsung saja aku menaiki
kembali panggung itu, suasana berubah menjadi hening, sorot lampu
mengarah kepada kami berdua dan hanya kami, seolah suasana acara ada di
malam hari, setting yang begitu luar biasa, romantis… aku gak nyangka
ada acara seperti ini juga di lomba, mmm…
“dengan berdirinya aku di sini, aku mau mempersembahkan sebuah lagu
untuk gadis yang ada di samping aku ini,” ucap cakka dengan suara
seksinya.
JRENG… JRENG…
hanya berbekal sebuah gitar akustik yang sama denganku, ia membawakan sebuah lagu dengan begitu indahnya.
cakka : “Kamu yang ada di sana Tahukah ku suka kamu Saat pertama
berjumpa Wajahmu takkan ku lupa You’re the best, you’re the best You’re
the best you’re my world…”
shilla : “Indah ku rasa bila dekatmu Hatiku melayang-layang ingat
kamu Kaulah yang bisa memikat hatiku Tak akan ku tolak bila kau inginkan
aku…”
cakkshill : “You’re so fine You’re so amazing You can make it if you
try Let it flow, i can love you We can make if it we try You’re my
shining star..”
cakka : “Kamu yang ada di sana Tersenyum malu-malu Selalu ingin
bersama Saat sedih dan ceria Oh girl you are my world Bahagia ku rasakan
Bila ku selalu dekat denganmu..”
shilla : “denganmuuuu..”
cakkshill : “You and i were meant to be Nothing can keep us apart
You’re so fine You’re so amazing You can make it if you try Let it flow,
i can love you We can make if it we try..”
shilla : “Indah ku rasa bila dekatmu Hatiku melayang-layang ingat
kamu Kaulah yang bisa memikat hatiku Tak akan ku tolak bila kau inginkan
aku..”
cakkshill : “You’re so fine You’re so amazing You can make it if you
try Let it flow, i can love you We can make if it we try You’re so fine
You’re so amazing You can make it if you try Let it flow, i can love you
We can make if it we try…”
“thanks semuanya… dengan adanya kalian semua di sini, kalian akan
tau, dan kalian adalan saksi cinta kami berdua, so gimana shill, kamu
mau kan jadi little baby aku sekarang?” tanya cakka dan membuatku
semakin pening, aku harus berkata iya, dan berkata tidak untuk
menolaknya, namun belum sempat kata itu terucap rasanya badanku sudah
ambruk duluan, saat itu aku terjatuh dan tak dapat mendengarkan suara
teriakan penonton lagi, semua rasanya adalah gelap dan sunyi, dari
kejauhan rasanya ada seseorang memanggil manggil namaku, aku mengenali
suaranya mereka sahabatku, aku langsung terbangun dari pingsan itu.
saat aku terbangun, pandanganku masih begitu tak jelas, yang bisa aku lihat hanyalah tirai tirai penghubung di ruang UKS ini,
“aku dimana sihh? perutku… aduhhh perutkuuu… arggghh… kepalaku…” ucapku setengah mengerang kesakitan.
“kamu di UKS shill, kamu gak apa-apa kan?” ucap cakka.
“kak cakka… kepalaku sakit… pinggangku serasa mau meledak kak arggghh…” jawabku.
“sakit bukan karena aku nembak kamu tadi kan shill?” tanyanya lagi.
“ehhh… bukan kak, mungkin penyakit akuuuu argggghhhh…” aku kembali tak
sadarkan diri saat itu, dari kejauhan aku melihat setitik cahaya di
seberang sana namun aku tak tau itu cahaya apa, apa mungkin itu adalah
pintu surga yang telah dibuka? dan apakah itu ajalku? pikiran ku
melayang bersama ragaku, aku merasa terbang di awang-awang perasaanku
sangat damai, sakit yang biasanya aku rasakan saat ini hilang semua,aku
bagai kapas yang ringan, bibirku serasa tak ingin berpaling dari
senyuman panjang ini. apa ini akhir hidupku? jika tiba saatnya aku akan
lebih memilih mengikuti malaikat maut karena disini rasanya begitu
damai, tapi disisi lain aku tersentak karena aku takut kehilangan
sahabat-sahabatku, akhirnya saat itu ragaku tergoyah oleh seseorang,
bisikannya yang lembut membuatku terbangun kembali.
“aku ingin ke surga itu…” ucapku setengah kaget.
“hushhh… kamu ngomong apa shill? jangan gitu ahhh, pamali lohhh…” ucap ify sambil melotot
“tau nihh shilla, ngomong nya ngelantur banget… kayak umur lo gak
panjang lagi aja, kita disini setia buat kamu shill, ngapain kamu pengen
ke surga? disini ada kita yang sayang sama kamu…” ucap sivia.
“makasihh guys suportnya, tapiiiii…” kak cakka menutup mulutku dengan
ujung jari telunjuknya, aku jadi merasa terpojokan dan tak tau harus
berbuat apa, aku pasrah saja.
“kalo kamu mau ngomong gitu kamu harus pikir sejuta kali dulu dehh, di
sini ada aku yang tulis dan takut kehilangan kamu, sampai kapanpun kamu
hidup, swsingkat apapun perjalanan kita, dan selama apapun aku seperti
ini, aku akan coba untuk terus ada di saat kamu membutuhkan aku shill,
aku gak main-main sama kata-kata aku ini, aku mau kamu jadi pacar aku…”
ucap cakka, hatiku tersentuh mendengar cakka berkata seperti itu,
sepertinya hidupku benar-benar udah diambang maut, karena saat ini aku
udah menemukan pria yang ku maksudt dalam diaryku.
“stooooooooooop… apa-apaan inih? galau galauan?” teriak alvin.
“kamu ngapain bawa-bawa helm ke UKS gini? kamu pikir gak pake helm di ruangan juga kena pasal yaa? ewww” balas rio.
“ahhh elu kagak gaul sihh yo, gue kesini bawa ginian mau ngajakin elo semua HARLEM SHAKE guyssss…
lets gooo…” kata alvin lagi.
“error nihh anak, sorry temen-temen…” ucap sivia sambil menarik-narik tubuh kekasihnya itu.
“lagi pada terharu malah diajak harlem shake… ckckck, harlem shake sendiri aja sonoh sama ulet bulu..” celetuk rio..
“hahaha, gimana bentuknya ulet bulu harlem shake? ada-ada aja kamu yo :p” tawa ify memecah keheningan.
“hehhh, lo semua gak bisa egois gini terutama elo kka, lo nembak
shilla anak junior ini, sementara gue? yang statusnya sekarang adalah
pacar elo mau lo kemanain?” ucap agni dari sudut ruangan.
“ka agni? ya ampun cantik banget? lama gak liat kakak, sekarang jadi
berubah ya kak… ehhh tunggu… kak agni ini pacarnya kak cakka? awww
serasi banget!!!! yipiiiiiiyy…” celoteh ify.
waktu ada kak agni dateng, pikiranku langsung tersentak, aku gak tau
harus berbuat apa, rasanya jalanku untuk bisa bersama kak cakka
bener-bener udah usai dan gak akan bisa seperti hari-hari lalu lagi.
“ka agni?” ucapku pelan, cakka cuma cengo memandangi pemandangan ini.
“shill, gue gak nyangka ya sama lo, gue pikir lo itu sepupu gue yang
paling bisa ngertiin gue, ternyata lo juga kaya cewe lain, sama sama
murahan dan suka nikung dari belakang!! kecewa gue sama lo shill…” kata
agni padaku.
“ehh, apaan ini ribut ribut begini? kalian pikir ini pasar? ini ruang
UKS, ini lagi cewe satu tampilannya urakan banget, siapa lo masuk masuk
sekolah kita? mau cari rusuh lo?” ucap alvin yang tiba-tiba muncul.
“siapa lo? anak kecil belagunya setengah mati!! lo bilangin nihhh kakak
kelas lo cakka!!! jangan pernah dia selingkuhin gue, apa lagi sama
sodara gue sendiri!!!” ucap agni kepada alvin.
“lohh mba, biasa aja kali ngomongnya, gak usah pake kuah ini, iuchhhh
banget sihh, jadi cakka ini pacar lo? ya udah bilangin sendiri, ga usah
nyuruh nyuruh gue, kan elo yang pacar dia bukan gue!!” bantah alvin.
“lu jadi anak kecil nyebelin banget sihhh!!!” ucap agni membanting tangan lalu pergi dari situ.
dengerin kata kata manis cakka, aku merasa ada yang beda darinya,
entah itu tulus atau tidak nyatanya bila ada didekatnya dan mendengar
suaranya, hati dan pikiranku merasa damai dan nyaman, namun ketika kak
agni berkata seperti tadi, hati aku makin terluka,
“yaaaa… memang hati ini masih terluka… *ting.. ting… tingg…* cintaku
yang hadir sia-sia… *ting… ting…* terlukaaaa… tapiiii… bidadari datang
dari surga… mata yang membuatku terpesona… ohhh SHILLA…” denting suara
piano dan suara khas cakka menggema ditelingaku, sumber berasal dari
panggung perlombaan, astaga senekat itu kah cakka mengambil hatiku? aku
percaya cintanya tulus, namun statusnya dengan kak agni belum terpisah,
aku akan makin berdosa bila mengambil cakka dari agni. agni hanya gadis
yang polos dan tak tau apapun kegiatan cakka selama di sekolah, dan aku
pernah juga disuruh mengawasi gerak gerik pria ini, namun aku malah
jatuh cinta sendiri padanya, semua yang kulakukan serba salah, apa aku
hidup di dunia ini juga merupakan kesalahan terbesar? benar kata bang
iyel, aku harus buru-buru mati aja biar gak ngerepotin banyakorang kayak
gini, tohhh kehadiranku disini sudah tidak dikuatkan seperti dulu lagi.
banyakorang mulai melupakanku, banyak orang menjauhiku karena
penyakitku, banyak orang tak memepercayaiku karena penyakitku, aku emang
lemah, tapi aku gak selemah yang mereka tau, aku bisa lakukan apapn
seperti kebanyakan orang di dunia ini, tanpa harus aku jatuh dan
merangkak seperti bayi, kadang mamah juga selalu melarang ku berbuat ini
itu yang ia anggap itu membahayakanku, namun aku ingin segera bangkit
dari semua keterpurukanku ini, aku gak mau terus terusan dianggap sakit,
meski memang keadaanku sedang sakit, ahhhh, mendengar suara cakka yang
begitu merdu telingaku merasa nyaman dan menuntunku untuk kembali tidur.
SKIPPPPP
2 jam berlalu, aku tersadar dari mimpi tentangnya, tentang cakka yang
selalu menyayangiku. menyayangi dengan segala ketulusannya, ketulusan
yang hadir murni dari dalam raganya, ahhh apa aku ini, sedang sakit
masih sempat sempatnya menguntai kata. saat aku terbangun aku terkejut
bahwa aku sudah ada di kamar rumahku sendiri, dinding dinding berwarna
fucshia dengan sticker sticker kartun disettiap dindingnya, itu membuat
diriku merasa nyaman, ternyaman kedua setelah cakka.
“kok aku ada disini?” tanyaku linglung.
“hehhh pengkhianat!!! lo itu dianterin sama cowo gue!!! puas lo sekarang?” ucap agni.
“cakka nganterin aku? kamu pacarnya cakka? kenapa cakka gak pernah
bilang ke aku? dia bilang malah udah putus dan karena dia kecewa berat
sama kamu!! yang bener yang mana?” ucapku.
“ahhh tau lahhh,”
“dia mantan aku shill, kamu jangan percaya apapun ucapan dia, dia
cewe gak tau malu, gak tau diri dan gak tau yang lain lainnya -_-”
celetuk cakka muncul dari mulut kamarku.
“kak, untuk yang terakhir kalinya aku minta, kakak jangan pernah sakitin
hati kak agni!!!” ucapku sembari mengukir sungai di pipiku.
“gak!!! dia yang udah menyakiti hati aku shill!!! aku gak mau lagi kenal dia!!” ucap cakka.
“lo itu bener-bener play boy cak!!” ucap agni.
“sorry gua bukan playboy, gue cuma memilih yang terbaik buat gue, dan itu ada pada shilla, bukan elo ag…” balas cakka.
“arggghhhh, kalian berdua bikin aku jadi tambah pusing tau gak?” bentakku.
“hehh elo elo elo dan elo semua yang ada disini, ngapain ribut banget
sihhh? ini anak satu penyakitan lagi. ngapain masih disini, gak mati
sekalian aja?” ketus bang iyel keras.
“ehh bang, aku tau shilla penyakitan, tapi shilla behak menentukan
hidupnya, emang abang siapa ngatur-ngatur hidup shilla? abang Nabi?
Malaikat? atau Tuhan? ishhh, baru tau ada orang sejahat dua orang ituh…
agni? bang iyel, kalian tuh cocok tau gak di jadiin couple enemy
wanabe!!” celetuk cakka.
aku lihat betapa besar pembelaan cakka tadi.. aku pun melihat dengan
mataku sendiri kalao agni mendekati abangku, apa sihhh rencana mereka
untukaku? mereka berdua mengiginkan aku untuk cepat pergi dari dunia
ini, namun umurku emang udah gak lama lagi…
“yel, gue gagal ngejauhin cakka dari shilla, adhek lo kayaknya udah cinta mati tuh sama cakka…” bisik agni
“gue juga gagal bikin supaya cakka jauhin adhek ngue tercinta itu, gue
gak mau dalam keluarga ini ada sosok cowo yang lebih ganteng dari gue
nantinya..” balas iyel.
“hahahha… jadi itu alesan lo benci mereka berdua wwkwkwk lucu juga lo jadi orang yel :p” seru agni, suasana berubah jadi hening
“ka agni sama bang iyel kenapa?” tanyaku heran.
“sebelumnya maaf nih shill, kakak cuma disuruh abangmu ini biar diantara
kalian gak ada apa apa, soalnya abangmu ni takut kalah saing
kegantengannya sama cakka hihihihi…” ucap agni jujur.
“astaga kak iyel!!!!” dengus cakka.
***
skippp…
awal libur musim panas tiba, kuganti kostum tidurku dengan gaun
pantai yang cantik dan anggun, aku menunggu sang kekasih si cakka
menghampiriku. setelah menunggu sekitar 15 menit di ruang tamu akhirnya
deru kendaraan hadir di pelataran rumahku, dengan pasang muka yang ceria
aku segera menghempirinya, kembali merasakan getaran jantung yang tak
sepatutnya, rasanya aku alergi terhadap harum parfumnya cakka, wangi
parfum ini selalu membuat jantungku berdebar kencang, setelah sebulan
aku menjalin kasih dengannya baru keli ini aku sempet jalan bareng sama
dia pffff…
pantai marina adalah tujuan kami berdua, duduk di tepi adalah hal
yang aku impikan selama ini, namun ditengah indahnya cerita, pinggangku
kembali merasakan sakit yang luar biasa, kepalaku serasa ingin meledak
dan mulutku serasa ingin mengeluarkan semua isi dalam perutku.
“kamu kenapa shill?” tanya cakka.
“pusing kka…” ucapku lalu dengan sukses tubuhku kembali terebah
dipangkuan cakka, ia mebawaku ke rumah sakit dengan rasa cemas ia
menggenggam tangan ku erat, aku merasakan semuanya, aku mendengar isakan
tangisnya, aku tau seberapa cepat jantungnya berdebar, aku tau seberapa
khawatirnya ia melihatku seperti ini, tiba tiba aku kembali melihat
setitik cahaya yang dulu kecil, sekarang berubah menjadi sebuah
lingkaran 3 dimensi yang penuh asap wangi disekelilingnya, mungkinkah
ini surga? begitu dekat? apa mungkin ini saatnya? saat aku harus
meninggalkan semuanya? aku menangis dalam alam bawah sadarku, dan air
mataku keluar di alam sadar. aku merasa seseorang menghapus semua
lukaku, mungkin iu cakka, kenapa aku tak bisa terbangun? mengapa mata
ini sulit untuk membuka? apa jalanku sudah usai? apa aku sudah jauh dari
dunia nyata? apa aku sudah ada di surga?
beberapa menit akhirnya aku tersadar aku tersenyum melihat semua orang
disekelilingku, ada ify, rio, sivia, alvin, bang iyel, kak agni, mamah,
papah dan juga cakka. satu persatu dari mereka mnggenggam tanganku.
“shilla sayang kalian semua, dan kamu cakka” ucapku. setelah aku
mengucapkan kata itu, aku merasa sekujur tubuhku dingin dan bergetar,
aku tak lagi merasakan sakit, justru yang aku rasakan itu adalah damai…
dan semua orang menangis akan kepergian shilla. shilla pergi dengan
kata terakhirnya “shilla sayang kalian semua, dan kamu cakka”
“shillaaaaaaaaaaaaaaaa, lo itu gak akan pernah ada gantinya di geng kita, inget itu ya shill” ucap sivia.
“shill, kepergian kamu begitu menyiksa kami semua, aku juga sayang kamu shill” celoteh ify.
“maafin mamah sayang!!!”
“maafin papah juga, karena selama ini papah gak pernah ada buat kamu,,”
“sorry banget ya adikku… abang selalu ingin kamu cepat-cepat mati,
padahal abang itu sayang kali sama kamu shill..” ucap iyel sambil
mengecup dahi adiknya itu.
“shill, selama lo hidup gue belom pernah harlem shake sama elo shill hiks hiks…”
“shill, jangan dengerin alvin, mending gangnam style daripada harlem shake…” balas rio.
“ahhh elo kagak gaul, harlem shake lagi heboh tauuu…” sahut alvin.
“ahhhh konyol lu berdua, shill maafin gue udah pernah jadi penghalang
antara cinta lo sama cakka..” ucap agni terakhir kali sebelum dokter
membawa shilla ke ruang jenazah. semuanya keluar kecuali cakka, ia tetap
menemani raga kekasihnya itu bersama dokter yang sedang menanganinya,
“muachhh”. ciuman hangat cakka mendarat tepat di bibir shilla yang dingin membeku itu.
“maafin aku shill, aku lancang udah ciium kamu, aku tau kamu bukan putri
salju yang ketika aku menciumu lalu kau dapat terbangun kembali, namun
kita hanyalah manusia biasa, maka biarlah aku mendaratkan ciuman tadi
pada ragamu yang sudah tak bernyawa ini shill, i’m always love you… kamu
akan tetap jadi little babyku untuk selamanya…” ucap cakka tetap dengan
gaya calmnya. dan dilihatnya raga shilla yang sudah tak bernyawa itu
tersenyum, senyuman itu adalah senyuman terakhir bagi cakka..
THE END…
Karangan: Citra Intan Budiarti